Jumat, 15 April 2011

Menanti saatnya Hemo Dialisa (HD)

Jam tanganku menunjukan hampir pukul 12.00 WIB ketika aku masih sedang membalas SMS dari temanku.
Seseorang duduk disamping bangku ku, aku memang sedang duduk di bangku didepan lift Rumah Sakit swasta di Jakarta Pusat.
Pasien baru mas ? tanyanya kepadaku
mmm..bukan mas..saya sedang menunggu seseorang teman, jawab ku
temanku memang seorang marketing obat-obatan, terutama untuk para penderita sakit/gagal ginjal yang harus melakukan Cuci Darah ( Hemo Dialisa).
kalo mas apa sedang nunggu juga atau sedang berobat ? tanyaku
"Saya sedang menunggu giliran untuk HD mas.Jam 12 jadwalnya, nunggu ada pasien lain yang sudah selesai", jawabnya
setelah itu kita berbicara banyak dan dia bercerita mengenai kondisinya sekarang ini,
Sudah 3 tahun dia melakukan HD ini secara periodik selama 2 kali dalam seminggu.
Bersama sang istri yang selalu setia menemaninya untuk setiap kunjungan ke RS untuk melakukan HD.
Kadang dia juga tak bisa banyak bicara atau sedih kalo mendengar keinginan atau harapan sang istri yang ingin sekali melakukan hal lain seperti bekerja tapi tak bisa dilakukannya, karena harus menunggui dia selama minimal 5 jam untuk setiap kali HD, sehingga tiak mungkin setiap minggu dia 2 hari tidak masuk kerja hanya karna untuk antar aku melakukan HD.

"Kapan ya mas aku bisa kerja lagi..atau paling enggak kalau pun kita harus ke RS tapi bukan untuk HD, tapi untuk mengunjungi orang lain yang sedang sakit ? atau hal lainnya ? " kata sang istri yang sering dikatakan padanya
Dalam hati aku terasa sangat kesedihannya..kepedihannya..
aku tak sanggup untuk mengatakan apa-apa..
begitu tulusnya dia..begitu setianya dia selama ini..begitu sabarnya dia..
selain menunggu aku setiap HD, dia juga membantu aku dalam menjalani hari-hariku yang sangat ketergantungan pada HD
Rasa sayang dan cintaku bertambah kepadanya..

"Pak Suroso..!" tiba-tiba terdengar suara dari arah ruang HD, oooo..ya sus..jawabnya..
lalu dia berbegas untuk masuk keruang HD dengan ditemani sang istri
Cerita kita pun terputus..entah kapan lagi aku bisa bertemu dengan pak suroso..
karena ketergantungannya pada proses HD..kalau tidak melakukan HD maka hidupnya pun bisa saja berakhir..
seperti diceritakannya tadi..

Termenung aku sesaat, sambil melepaskan nafas yang tadi agak tertahan..
aku bercermin pada diriku yang sekarang ini masih sehat..
masih diberikan kelengkapan fungsi organ tubuh..
sehingga tak perlu melakukan Cuci darah (HD) yang begitu mengerikan dan menghabiskan waktu, biaya, tenaga dan fikiran baik kita yang mengalami atau orang lain disekitar kita..

Ya Tuhanku yang Maha Kuasa..
Ya Tuhanku yang Maha Perkasa..
Ya Tuhanku yang Maha Pengasih..
Ya Tuhanku yang Maha Penyayang..
Tak ada yang dapat hamba lakukan tanpa Mu untuk dapat membalas begitu besarnya nikmat dan karunia dari Mu
Tak ada yang dapat hamba lakukan tanpa kekuatan dari Mu

Terima kasih pada Mu..Tuhan..
kepada Mu lah aku mengabdikan hidup ku..
bukan untuk membalas setiap pemberian dan karunia dari Mu..
tapi aku lakukan karena aku begitu mencitai Mu..

Salam - Untuk Mu Sang Penuntun Hati

Akbar Gani

1 komentar:

  1. Uh, wow. Emang cuma dua tempat sih lokasi paling pas buat merenung dan mendekat ke Tuhan dari pada rumah ibadah: rumah sakit sama kuburan. Ghehehe. Saya malah salut sama istrinya, loyal banget ya.
    Ngerokok dulu ah... :p

    BalasHapus