Kamis, 16 Juni 2011

Cemburu

Malam itu terasa sepi, gelap, hampa, sunyi..entah apa lagi yang bisa dikatakan ...
Memang itu yang aku rasakan..
Memang itu yang ada pada saat itu..

Aku lihat keatas langit, tak ada bintang disana
Aku pandang sekelilingku, tak ada siapa pun disitu
Seperti teringat lagi dan kembali ke masa lalu..de javu
Ya..seperti pada saat itu..dimana aku merasa sendiri..dan terpencil dari yang lain..

Tuhan...saat ini kembali aku alami, saat dimana aku memohon petunjuk jalan MU
dan saat itu juga KAU tunjukan kekuasaaan dan kehebatan MU..
sehingga tak mampu aku tuk menahan rasa bersalah dan sujud kepada MU
Tak bisa ku tahan tangis dan penyesalan ku..

Tapi saat ini dimana aku memulai untuk dapat mendapatkan keinginan ku
Disaat aku mulai merasakan kenikmatan yang KAU berikan
Disaat aku mulai memiliki hasil yang aku kerjakan...
TAPI....aku malah merasa sendiri.....

Aku tak sadar jika ENGKAU sang Maha Pencemburu
Yang tidak pernah mempercayai dan tidak pernah percaya kepadaku
Karena ENGKAU Maha Mengetahui hatiku
Yang mulai mengalahkan MU yang sebelumnya ada di hatiku..

Tak mampu aku berkata..tak mampu aku berucap..
Hanya kata ampun dan ampun yang pantas aku keluarkan dari hatiku
Ku sadari semua memang kesalahan aku...

Tuhan...Aku berjanji untuk selalu setia pada MU
Dan tak akan pernah berpaling dari MU
Engkau yang Maha Mengetahui..kapan waktunya..kapan saat nya..aku kembali pada MU

Berikan aku kesempatan..untukdapat melakukan pengabdian ku ini pada MU

Jumat, 15 April 2011

Level Sayang, Cinta dan Kasih..ternyata ada

Dua tahun lebih waktu berlalu
Terlarut aku dalam kegiatan dan aktifitas yang cukup menyita waktu
Semua..yang aku ingat hanya kerja, kerja dan kerja saja..

Tersadar akan hal itu, aku teringat akan pesan Guru ku, saat itu Beliau mennyakan:
" Akbar, kamu kerja dimana ?", dengan menatap wajah Nya aku pun menjawab cepat " di Astra, Guru"...
Terdiam beliau sejenak, lalu beliau bertanya lagi "Berapa sering kau menemui Ku ?", tersentak aku dan tertunduk..."Ampun Guru, setahun dua kali Guru" jawabku

"Kalau level Cinta, ya memang dua kali, tapi apakah kamu hanya ingin sampai level Cinta ? apakah tidak ingin ke level Kasih ? .. kalau level Kasih...tak cukup hanya dua kali dalam setahun" jawab Beliau
aku pun tertunduk dan menjawab "Baik Guru" 

"Tak tahu aku macam mana caranya, tapi kalau masih bekerja memang susah...untuk itu kau buat kerja lah..macam mana buat kerjanya..aku tak tahu", Beliau lanjutkan perkataannya

Itulah perkataan Guru ku yang aku terima sebagai Pesan dan Petunjuk yang sangat berharga dalam hidupku
Setiap hal dalam hidup ternyata memiliki level atau tingkatan, yang mana setiap tingkatan perlu pengorbanan dan usaha yang keras tuk menggapainya

Cinta dan Kasih adalah hal yang banyak dikatakan oleh orang, tapi tak semua orang bisa memberikan atau mendapatkan hal tersebut...
Karena Cinta dan Kasih yang sebenarnya hanyalah Cinta dan Kasih kita kepada Tuhan, sebagai awal dan akhir dari tempat kita berada..
Bukan surga..karena tidak ada yang tahu mengenai surga..dan tidak ada yang dapat menuju surga tanpa mengetahui pemilik surga tersebut..yaitu Tuhan

Cinta dan Kasih ku, untuk Mu Sang Penuntun Hati

Akbar Gani BS

Menanti saatnya Hemo Dialisa (HD)

Jam tanganku menunjukan hampir pukul 12.00 WIB ketika aku masih sedang membalas SMS dari temanku.
Seseorang duduk disamping bangku ku, aku memang sedang duduk di bangku didepan lift Rumah Sakit swasta di Jakarta Pusat.
Pasien baru mas ? tanyanya kepadaku
mmm..bukan mas..saya sedang menunggu seseorang teman, jawab ku
temanku memang seorang marketing obat-obatan, terutama untuk para penderita sakit/gagal ginjal yang harus melakukan Cuci Darah ( Hemo Dialisa).
kalo mas apa sedang nunggu juga atau sedang berobat ? tanyaku
"Saya sedang menunggu giliran untuk HD mas.Jam 12 jadwalnya, nunggu ada pasien lain yang sudah selesai", jawabnya
setelah itu kita berbicara banyak dan dia bercerita mengenai kondisinya sekarang ini,
Sudah 3 tahun dia melakukan HD ini secara periodik selama 2 kali dalam seminggu.
Bersama sang istri yang selalu setia menemaninya untuk setiap kunjungan ke RS untuk melakukan HD.
Kadang dia juga tak bisa banyak bicara atau sedih kalo mendengar keinginan atau harapan sang istri yang ingin sekali melakukan hal lain seperti bekerja tapi tak bisa dilakukannya, karena harus menunggui dia selama minimal 5 jam untuk setiap kali HD, sehingga tiak mungkin setiap minggu dia 2 hari tidak masuk kerja hanya karna untuk antar aku melakukan HD.

"Kapan ya mas aku bisa kerja lagi..atau paling enggak kalau pun kita harus ke RS tapi bukan untuk HD, tapi untuk mengunjungi orang lain yang sedang sakit ? atau hal lainnya ? " kata sang istri yang sering dikatakan padanya
Dalam hati aku terasa sangat kesedihannya..kepedihannya..
aku tak sanggup untuk mengatakan apa-apa..
begitu tulusnya dia..begitu setianya dia selama ini..begitu sabarnya dia..
selain menunggu aku setiap HD, dia juga membantu aku dalam menjalani hari-hariku yang sangat ketergantungan pada HD
Rasa sayang dan cintaku bertambah kepadanya..

"Pak Suroso..!" tiba-tiba terdengar suara dari arah ruang HD, oooo..ya sus..jawabnya..
lalu dia berbegas untuk masuk keruang HD dengan ditemani sang istri
Cerita kita pun terputus..entah kapan lagi aku bisa bertemu dengan pak suroso..
karena ketergantungannya pada proses HD..kalau tidak melakukan HD maka hidupnya pun bisa saja berakhir..
seperti diceritakannya tadi..

Termenung aku sesaat, sambil melepaskan nafas yang tadi agak tertahan..
aku bercermin pada diriku yang sekarang ini masih sehat..
masih diberikan kelengkapan fungsi organ tubuh..
sehingga tak perlu melakukan Cuci darah (HD) yang begitu mengerikan dan menghabiskan waktu, biaya, tenaga dan fikiran baik kita yang mengalami atau orang lain disekitar kita..

Ya Tuhanku yang Maha Kuasa..
Ya Tuhanku yang Maha Perkasa..
Ya Tuhanku yang Maha Pengasih..
Ya Tuhanku yang Maha Penyayang..
Tak ada yang dapat hamba lakukan tanpa Mu untuk dapat membalas begitu besarnya nikmat dan karunia dari Mu
Tak ada yang dapat hamba lakukan tanpa kekuatan dari Mu

Terima kasih pada Mu..Tuhan..
kepada Mu lah aku mengabdikan hidup ku..
bukan untuk membalas setiap pemberian dan karunia dari Mu..
tapi aku lakukan karena aku begitu mencitai Mu..

Salam - Untuk Mu Sang Penuntun Hati

Akbar Gani

Terima kasih .. Guru ku

Malam hari sambil aku menina bobo kan putriku yang baru berusia 2,5 tahun, biasanya aku sering kali membacakan
cerita-cerita anak, menyanyikan lagu anak-anak, atau mengajak dia bercerita mengenai apa saja yang dilakukannya hari itu.
Bagiku disaat itulah aku berusaha membagi pengalaman waktu aku kecil dulu, mengajarkan hal-hal baru dan membimbingnya dengan harapan suatu saat nanti saat dia dewasa, dia bisa memberikan dan membagikan hal yang sama pada anaknya atau orang lain yang ada disekelilingnya..

Ya..menirukan, menduplikasikan, mencontohkan..apa yang sudah aku dapat ..
sehingga dia dapat meniru, mencontoh dan melakukan setiap hal..
tentunya dengan gaya dan kemampuan yang dimilikinya sendiri..
itu yang aku lakukan untuk anak ku..
Kubiarkan dia bebas mengejar dan melakukan yang dia ingin lakukan..
tapi ada hal-hal tertentu yang juga harus dia pegang sebagai pijakan..
Teringat apa yang dikatakan oleh Guru ku..
"Cara mengajarkan dan membimbing orang itu seperti kita memberi makan burung.
Kalau burung yang baru lahir diberi makan makanan yang besar maak pastilah dia mati..
berilah makanan yang sesuai dengan dengan dia.."

Aku pegang kata-kata Guruku..karena memang bagiku Guruku adalah pembimbing dan penuntun ku ..
aku coba untuk terapkan apa yang telah dikatakan Nya, aku berikan pada anakku..
Semoga seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya, hingga saat nanti dia dewasa..
akan selalu tertanam dibenaknya apa yang telah aku lakukan dan aku berikan..

Karena dengan cara itupula aku meyakini pada diriku sendiri..
dengan yang selama ini aku lakukan, berusaha mengikuti dan melakukan semua yang dikatakan Guru ku
sebagai pembimbing dan penuntun ku dalam menjalani hidup ini..

Dari pengalaman Beliau, dari hasil-hasl yang telah dilakukan Beliau
dari cerita-cerita beliau dalam menjalani kehidupan didunia ini..
seperti baik lagu yang sewaktu kecil aku sering nyanyikan  :

"terima kasihku, ku ucapkan
 pada Guruku yang tulus
 ilmu yang berguna selalu dilimpahkan
 untuk besarku nanti..
 setiap hariku dibimbing Nya
 agar tumbuhlah bakatku
 kanku ingat selalu
 nasehat Guruku
 terima kasihku, Guruku "

Salam - Untuk Mu Sang Penuntun Hati

Akbar Gani BS

Yang terbaik untuk Ibu ku

Jam terus berdetak, beralun, bunyinya tetap sama sesuai dengan iramanya..
Senja mulai mengintip di depan jendela muka rumah orang tuaku..
Angin mulai terasa dingin, setelah sebelumnya mengiringi hujan rintik-rintik membasahi halaman rumah orang tua ku..
Di sekeliling rumahku, sama..tak ada yang berbeda..
walau ada beberapa barang yang berpindah tempat tapi bagi ku terasa sama..
sama dengan beberapa hari yang lalu saat aku datang..

Lalu seperti biasanya, aku pergi masuk ke kamar adik ku yang lelaki,
kutatap foto seseorang yang selalu terpajang disana..
selalu ada di mana saja..ya..foto dari wajah seseorang yang sangat aku sayangi..dialah Guru ku
Beliaulah Guru kami sekeluarga, dari beliaulah kami belajar mengenai hidup dan kehidupan, mati dan kematian, Tuhan dan keTuhanan, dan banyak hal lain lagi..
Hal yang tidak kami dapatkan dari guru-guru kami sebelumnya, baik sewaktu kami sekolah, kuliah, kursus..
Kembali lagi aku ke ruang tengah, kunyalakan televisi, kupilih channel musik
terasa menghibur sesaat dikeheningan ruangan yang hanya ada aku dan ibuku yang sedang terbaring sakit..
ya..ibu ku yang aku sayangi sedang sakit, diabetes dan sudah komplikasi..
Kutatap wajah ibuku yang sedang tertidur..tenang, cerah walau sakit terus mengerogoti tubuhnya.
Ya Tuhan..
Engkaulah sang pemilik Kehidupan dan Kematian
Engkaulah sang pemilik diri setiap manusia
Englaulah sang pemilik hati setiap insan

Wahai kekasih Tuhan..
dengarkanlah permohonan kami yang hina ini..
sampaikanlah berita dan kabar kami kepada Nya
karena hanya kekasih Nya lah yang bisa dekat dengan Nya..
berikanlah yang terbaik bagi ibuku..
berikanlah kekuatan baginya dalam menerima ujian dari Mu
agar perjalanannya didunia tetap berada dijalan Mu

sujud kami kepada Mu dan kekasih Mu

Akbar Gani BS

Mencari Sang Penuntun Hati

Keberadaan manusia dari awal ada, selalu disertai dengan sang penuntun yang bertugas untuk menjaga, memberitahu, mengarahkan, dan membimbing hingga sampai pada saat dan waktu yang telah ditentukan..
Tak ada yang bisa hidup dan berjalan didunia ini dengan seorang diri, baik secara lahiriah atau bathiniah..

Untuk itulah Tuhan memberikan manusia itu pasangan, teman, sahabat sebagai bagian dari perjalanan hidupnya.
Tak ada yang bisa mengelak kebutuhan itu..
Kalau didunia kita membutuhkan pasangan sebagai bagian dari hidup yang jadi penuntun kita dalam mengarungi kehidupan..
apakah di akhirat kita tidak membutuhkan penuntun..?
apakah kita bisa menuju kembali kepada Tuhan tanpa penuntun ?
apakah kita sudah mengenal sang Pemilik Kehidupan tanpa penuntun ?
bagaimakah kita bisa kembali kepada sang pemilik hidup dan kehidupan seperti yang dituliskan pada kitab suci Al-Quran ?

Malaikat, Nabi, Rasul, Wali, Warisatul Anbiya, Ulama..merekalah sang penuntun yang akan membimbing kita menuju jalan yang lurus..yang dikehendaki Nya
Lalu..Siapakah sang penuntun kita saat ini..?
Bagaimanakah sang penuntun membawa kita kepada jalan Nya ?

Di blog ini..
Sebenarnya berisi tulisan-tulisan yang juga curahan hati sang pencari..dalam menjalani detik demi detik perjalanan dalam kehidupannya..
Tapi blog ini juga bisa kita jadikan bahan diskusi, referensi ataupun perbincangan mengenai Sang Penuntun Hati kita..
agar kita semua sama-sama bisa menemukan Sang Penuntun Hati sesungguhnya..

Salam

Akbar Gani